budidaya semua jenis ikan
Sabtu, 07 November 2015
Jumat, 02 Januari 2015
Cara Budidaya Belut di Kolam dan Drum
sidik25.blogspot.com
Cara Budidaya Belut didalam kolam adalah dengan cara membuat kolam sedangkan jika beternak dalam drum maka wadah untuk pemeliharaan yang digunakan adlah srum itulah perbedaan keduanya sedangkan dalam tehnis budidaya sama saja.
Karena belut tetap memerlukan air maka dalam beternak belut dalam kolam dan drum ini sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok harus menutupi ¾ besar kolam.
Bibit belut yang ingin diternakkan tersebut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar terjadi fermentasi. Media yang sudah terfermentasi akan menyediakan sumber pakan tambahan untuk ternak belut nantinya secara alami seperti jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit belut yang akan diternakkan dimasukkan.
Sifat kanibalisme dalam beternak belut di kolam dan drum yang dimiliki Monopterus albus itu tidak terjadi selama pembesaran. Asal, pakan dalam budidaya belut tersebut tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal muncul saat belut berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam berukuran 5 m x 5 m x 1 m, saya dapat memasukkan hingga 9.400 bibit, katanya.
Pakan yang diberikan agar budidaya belut haruslah segar dan hidup, seperti ikan
cetol, ikan impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan
diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00. Untuk menambah nafsu makan
dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar 200 g temulawak ditumbuk
lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam pembesaran.
Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi,
Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan belut yang dibudidayakan. Pemberiannya ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit biasanya anakan belut segera menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya 5% dari bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang diberikan sekitar 2 kg.
Hama utama dalam budidaya belut di kolam dan drum adalah kehadiran hama seperti burung belibis, bebek, dan berang-berang perlu diwaspadai. Mereka biasanya spontan masuk jika kondisi kolam dibiarkan tak terawat. Kehadiran mereka sedikit-banyak turut mendongkrak naiknya pH karena kotoran yang dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat kondisi kolam rapi dan pengontrolan rutin sehari sekali,
Perlu diingat selain pakan, yang perlu diperhatikan dalam budidaya belut di kolam atau drum adalah kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi basa sering terjadi di kolam. Air basa akan tampak merah kecokelatan. Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi itu akan cepat mati. Untuk mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Jika terjadi perubahan, segera beri penetralisir.
Suhu air optimal untuk beternak belut perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak di daerah panas bersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, perlu hujan buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. Hanya dalam tempo 4 bulan sudah siap panen.
Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan belut yang dibudidayakan. Pemberiannya ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit biasanya anakan belut segera menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya 5% dari bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang diberikan sekitar 2 kg.
Hama utama dalam budidaya belut di kolam dan drum adalah kehadiran hama seperti burung belibis, bebek, dan berang-berang perlu diwaspadai. Mereka biasanya spontan masuk jika kondisi kolam dibiarkan tak terawat. Kehadiran mereka sedikit-banyak turut mendongkrak naiknya pH karena kotoran yang dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat kondisi kolam rapi dan pengontrolan rutin sehari sekali,
Perlu diingat selain pakan, yang perlu diperhatikan dalam budidaya belut di kolam atau drum adalah kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi basa sering terjadi di kolam. Air basa akan tampak merah kecokelatan. Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi itu akan cepat mati. Untuk mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Jika terjadi perubahan, segera beri penetralisir.
Suhu air optimal untuk beternak belut perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak di daerah panas bersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, perlu hujan buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. Hanya dalam tempo 4 bulan sudah siap panen.
Cara Pembesaran Budidaya Belut (Monopterus albus) di Air Bersih.
Belut merupakan hewan yang mirip
dengan ulat, dengan tubuh yang licin, belut hidup di lumpur, dihabitat aslinya
belut dapat mengubur badannya di dalam lumput. Alternatif budidaya belut selain
di air bersih adalah cara
budidaya belut dalam drum. Belut bisa hidup dan bisa dibesarkan di air Bersih
(air bening) tanpa lumpur ini adalah hal yang sangat luar biasa, ini adalah
teknik terbaru yang pertama kali dikembangkan oleh peneliti di Jepang. Ini
bener-bener ilmu yang sangat bermanfaat bagi kita khususnya para pembudidaya belut,
sehingga kita bisa lebih effisien dalam melakukan usaha ini.
Teknik
budidaya belut di air bersih mengeser pembudidaya belut mencari "pelepah
pisang, jerami, lumpur, kotoran sapi dan lain-lain, kita sudah tidak repot lagi
untuk melakukan bokasi dan menfermentasikan-nya.
Kesimpulan:
belut bisa hidup dan dibesarkan pada air bersih tapi tetap harus menggunakan
lumpur untuk reproduksi alami.
Secara
teknis: sejauh kebiasaan makan bisa diadaptasikan dan kebutuhan pakan bisa
disuplay secara terkontrol, seharusnya pembesaran belut di air bersih dapat
dilakukan. hanya saja, kontrol terhadap kemungkinan serangan penyakit akibat
proses adaptasi harus benar-benar diamati dan dijaga.
Keuntungan:
dengan pembesaran belut pada air bersih, jumlah (yang berkaitan dengan
kelangsungan hidup) dan pertumbuhan (yang berhubungan dengan penambahan bobot)
dapat selalu terkontrol sehingga target produksi bisa lebih ter-realistis dan
untuk jumlah penebaran bibit belut di air bersih bisa lebih besar (bisa 10
bahkan sampai 30 kali lipat dibanding dengan penebaran benih di media lumpur).
Parameter Belut
Suhu
|
Suhu
|
jumlah telur
|
||
26-28
|
26-28
|
>2
|
6-7
|
500-1000
|
Keunggulan dan Kelebihan Bidudaya Belut Di Air Bersih
• Belut Mudah Dikontrol
Kemudahan
dalam melakukan pengontrolan terhadap belut yang dibesarkan, selain itu jika
ada belut yang terlihat sakit atau mati, akan mudah terlihat sehingga bisa
segera diambil dari kolam budidaya.
• Penebaran Benih Belut Lebih Banyak
- Budidaya Belut dengan media air bersih memungkinkan pembudidaya untuk meningkatkan jumlah belut yang di besarkan dikolam hingga bisa mencapai 30 kali lipat per m2 di banding budidaya belut di media lumpur. Dalam Budidaya belut di air bersih berdasarkan uji coba, untuk ukuran 1m2 bisa ditebar benih belut 30kg, sedangkan di media lumpur penebaran benih untuk ukuran 1 m2 hanya bisa kita tebar 1kg maksimal 1,5kg,
• Meminimalkan Angka Kanibalisme
- Seperti binatang-binatang lainnya, belut yang dibesarkan di dalam air yang berlumpur terutama belut jantan atau belut yang sudah mencapai umur 6-8 bulan, akan memperlakukan habitat tempatnya bernaung sebagai daerah kekuasaannya. bila merasa terusik oleh belut yang lain dan daerah kekuasaannya terancam, belut tersebut akan saling serang menyerang.
- Belut yang dipelihara di media air bersih tanpa lumpur, karena antara belut satu dengan yang lainya justru saling membutuhkan, dalam metode budidaya belut di air bersih, badan belut adalah sebagai tempat untuk saling melindungi dan sebagai tempat persembunyian.
• Lebih Effisien Dan Effektif
Belut yang
sudah kita kenal dengan gaya hidupnya yang selalu bersembunyi didalam lumpur
yang berair. Namun hal yang sebenarnya dimana ada lobang belut yang masih ada
belutnya disitu pasti akan terdapat air yang jernih. Dengan adanya hal tersebut
berarti syarat hidup belut adalah di air jernih (air bersih), dan tanpa
lumpurpun masih bisa hidup dan bisa dibesarkan. Budidaya belut di air bersih
(air jernih) tanpa lumpur memungkinkan para pembudidaya tidak akan kerepotan
karena harus mencari jerami, debog pisang ataupun lumpur sebagai medianya namun
dengan budidaya belut di air bersih cukup dengan air yang jernih saja dan dalam
budidaya belut di air bersih juga akan menghemat lahan karena dalam pembikinan
kolam dengan media air bersih, bisa disusun menjadi 3 tingkat atau lebih. dalam
pemberian pakan di media air bersih juga tidak cuma-cuma(mubadzir) karena
setiap kita tebar pakannya, belut akan melihat sehingga belut akan langsung
memangsanya.
Faktor-fator Utama Dalam Budidaya Belut Di Air Bersih
Beberapa
Fator-faktor Utama Yang Harus Kita perhatikan Dalam Budidaya Belut Di Air
Bersih
antara lain
:
Air
- Air yang digunakan harus selalu dikontrol dengan suhu optimal 25-28 derajat C
- air yang tidak mengandung zat-zat kimia berbahaya
- kolam harus ada sirkulasi air walau dengan debit yang sangat kecil (ada yang masuk dan ada yang keluar)
- Jika kolam budidaya belut tidak ada sirkulasi air dan pembuangan, air akan cepat kotor/keruh, maka kita harus sering mengganti air paling tidak selama 2 atau 3 hari sekali
Pakan
Jika
pemberian pakan pada belut kurang, maka bisa menimbulkan sifat kanibalisme pada
belut kita dan kita juga akan rugi karena pertumbuhannya akan lama. Selama
belut masih mau makan dengan pakan tersebut jangan beralih ke pakan yang lain
secara total, kecuali belut mau makan dengan pakan yang kita berikan, jika
belut tidak mau makan dengan pakan yang kita berikan, kembalilah kepakan yang
sebelumnya.
Jenis-jenis pakan belut antara lain:
cacing
lor, cacing merah, cacing
lumbricus, ikan cere, ikan cithol, ikan guppy, anakan ikan mas, berudu
(kecebong), lambung katak, keong mas/sawah, ulat hongkong dan masih banyak yang
lainnya.
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan terkait bibit belut yang berkualitas.
1. Bibit
yang digunakan sehat dan tidak terdapat bekas luka
Luka pada
bibit belut dapat terjadi akibat disetrum, pukulan benda keras, atau perlakuan
saat pengangkutan. Umumnya, bibit yang diperoleh dengan cara disetrum cirinya
tidak dapat langsung terlihat, tetapi baru diketahui 10 hari kemudian. Salah
satu ciri-cirinya terdapat bintik putih seperti garis di permukaan tubuh yang
lama-kelamaan akan memerah dan pada bagian dubur berwarna kemerahan. Bibit yang
disetrum akan mengalami kerusakan syaraf sehingga pertumbuhannya tidak
maksimal.
2. Bibit
terlihat lincah dan agresif
Bibit yang
yang selalu mendongakan kepalanya keatas dan tubuhnya sudah membalik sebaiknya
diambil saja karena belut yang sudah seperti ini sudah tidak sehat dan lama
kelamaan bisa mati. belut yang sehat mempunyai ciri-ciri: tenang tapi lincah,
belut akan mengambil oksigen keatas dengan cepat kamudian kembali kebawah lagi.
3.
Penampilan sehat yang dicirikan, tubuh yang keras dan tidak lemas pada waktu
dipegang
pada waktu
kita memegang belut tentunya kita akan bisa merasakan keadaannya, bila belut
tersebut bila kita pegang tetap diam/lemas atau tidak meronta/tidak ada
perlawanan ingin lepas, sebaiknya belut dipisahkan, karena belut belut yang
seperti ini kurang sehat. Dan sekaliknya jika kita pegang badannya terasa keras
dan selalu meronta ingin lepas dari genggaman tangan kita, belut yang mempunyai
ciri seperti ini layak kita budidayakan.
4. Ukuran
bibit seragam dan dikarantina terlebih dahulu
Bibit yang
dimasukkan ke dalam wadah pembesaran ukurannya harus seragam. Hal ini dilakukan
untuk menghindari sifat kanibalisme pada belut. Bibit yang berasal dari
tangkapan alam harus disortir dan dikarantina. Tujuannya untuk menghindari
serangan bibit penyakit yang mungkin terbawa dari tempat hidup atau kolam
pemeliharaan belut sebelumnya dan untuk pemilihan belut yang sehat dan tidak
sehat. Caranya adalah dengan memasukkan bibit belut ke dalam kolam atau bak
yang diberi air bersih biarkan belut tenang dulu (kurang lebih 1 jam) kemudian berilah
kocokan telur dicampur dengan madu 1 jam kemudian penggantian air dilakukan dan
biarkan belut sampai bener-bener tenang diamkan kurang lebih 1 hari 1 malam
kemudaian masuk bibit kekolam pembesaraan.
Mempersiapkan Pembesaran
Langkah Awal
Langkah awal
untuk melakukan usaha budidaya belut di air bersih adalah memelihara pakan,
dalam melakukan usaha budidaya belut,jika kita tidak ingin mengalami kendala
terutama masalah pakan dan kita juga akan bisa mengurangi biaya operasional
usaha ini, lakukanlah langkah awal ini yaitu 3 atau 4 bulan memelihara pakannya
terlebih dahulu sebelum kita menebar bibit belut.
Belut adalah
binatang air yang selalu mengeluarkan lendir dari tubuhnya sebagai mekanisme
perlindungan tubuhnya yang sensitif. Lendir yang keluar dari tubuh belut cukup
banyak sehingga lama kelamaan bisa mempengaruhi derajad keasaman (pH) air
tempat hidupnya. pH air yang dapat diterima oleh belut rata-rata maksimal 7.
Jika pH dalam air tempat pembesaran telah melebihi ambang batas toleransi, air
harus dinetralkan, dengan cara menggati ataupun mensirkulasikan airnya. Dengan
demikian, kolam/tempat pembesaran harus dilengkapi dengan peralatan yang
memungkinkan untuk penggantian atau sirkulasi air.
Ada beberapa
macam tempat yang dapat digunakan untuk untuk budidaya belut di air bersih (air
bening) tanpa lumpur di antaranya: kolam permanen (bak semen), bak plastik,
tong (drum).
Dalam
Budidaya Belut dengan menggunakan media lumpur dalam wadah/tempat dan ruangan
5X5 meter, hanya bisa dibuat untuk 1 kolam saja berbeda dengan Budidaya belut
diair bersih dengan wadah dan Ruangan 5X5 meter, bisa dikembangkanya 3 Kali
lipat dari wadah budidaya itu sendiri, karena dalam budidaya air bersih kita
hanya memerlukan ketinggian air 30 Cm, maka tempat budiaya kita bisa tingkat
menjadi 3 susun atau 3 apartemen.
...Sambutlah hari demi hari Deng an kesenangan...
<kita harus lebih baik dari hari kemarin>
BUDIDAYA IKAN BELUT
BUDIDAYA IKAN BELUT
Belut merupakan binatang air yang digolongkan dalam kelompok ikan. Berbeda
dengan kebanyakan jenis ikan lainnya, belut bisa hidup dalam lumpur dengan
sedikit air. Binatang ini mempunyai dua sistem pernapasan yang bisa membuatnya
bertahan dalam kondisi tersebut.
Jenis belut yang paling banyak dikenal di Indonesia
adalah belut sawah (Monopterus albus). Di beberapa tempat dikenal juga
belut rawa (Synbranchus bengalensis). Perbedaan belut sawah dan belut
rawa yang paling mencolok adalah postur tubuhnya. Belut sawah tubuhnya pendek
dan gemuk, sedangkan belut rawa lebih panjang dan ramping.
Memilih bibit belut
Bibit untuk budidaya belut bisa didapatkan dari
hasil tangkapan atau hasil budidaya. Keduanya memiliki kekurangan dan
keunggulan masing-masing.
Bibit hasil tangkapan memiliki beberapa kekurangan,
seperti ukuran yang tidak seragam dan adanya kemungkinan trauma karena metode
penangkapan. Kelebihan bibit hasil tangkapan adalah rasanya lebih gurih
sehingga harga jualnya lebih baik.
Kekurangan bibit hasil budidaya harga jualnya
biasanya lebih rendah dari belut tangkapan. Sedangkan kelebihannya ukuran bibit
lebih seragam, bisa tersedia dalam jumlah banyak, dan kontinuitasnya terjamin.
Selain itu, bibit hasil budidaya memiliki daya tumbuh yang relatif sama karena
biasanya berasal dari induk yang seragam.
Bibit belut hasil budidaya diperoleh dengan cara
memijahkan belut jantan dengan betina secara alami. Sejauh ini di Indonesia
belum ada pemijahan buatan (seperti suntik hormon) untuk belut. Untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai pembibitan, silahkan baca kiat sukses
pembibitan belut.
Bibit yang baik untuk budidaya belut hendaknya
memiliki kriteria berikut:
- Ukurannya seragam. Ukuran bibit yang seragam dimaksudkan untuk memudahkan pemeliharaan dan menekan risiko kanibalisme atau saling memangsa.
- Gerakannya aktif dan lincah, tidak loyo.
- Tidak cacat atau luka secara fisik.
- Bebas dari penyakit.
Budidaya belut untuk segmen pembesaran biasanya
menggunakan bibit belut berukuran panjang 10-12 cm. Bibit sebesar ini
memerlukan waktu pemeliharaan sekitar 3-4 bulan, hingga siap konsumsi. Untuk
pasar ekspor yang menghendaki ukuran lebih besar, waktu pemeliharaan bisa
mencapai 6 bulan.
Menyiapkan kolam budidaya belut
Budidaya belut bisa dilakukan dalam kolam permanen
maupun semi permanen. Kolam permanen yang sering dipakai antara lain kolam
tanah, sawah, dan kolam tembok. Sedangkan kolam semi permanen antara lain kolam
terpal, drum, tong, kontainer plastik dan jaring.
Kali ini kita akan membahas budidya belut di kola
tembok. Kolam tembok relatif lebih kuat, umur ekonomisnya bisa bertahan hingga
5 tahun.
Bentuk dan luas kolam tembok bisa dibuat berbagai
macam, disesuaikan dengan keadaan ruang dan kebutuhan. Ketinggian kolam
berkisar 1-1,25 meter. Lubang pengeluaran dibuat dengan pipa yang agak besar
untuk memudahkan penggantian media tumbuh.
Untuk kolam tembok yang masih baru, sebaiknya
dikeringkan terlebih dahulu selama beberapa minggu. Kemudian direndam dengan
air dan tambahkan daun pisang, sabut kelapa, atau pelepah pisang. Lakukan
pencucian minimal tiga kali atau sampai bau semennya hilang.
Media tumbuh untuk budidaya belut
Di alam bebas belut sering dijumpai dalam perairan
berlumpur. Lumpur merupakan tempat perlindungan bagi belut. Dalam kolam
budidaya pun, belut membutuhkan media tumbuh berupa lumpur.
Beberapa material yang bisa dijadikan bahan membuat
lumpur/media tumbuh antara lain, lumpur sawah, kompos,
humus, pupuk kandang, sekam padi,
jerami padi, pelepah pisang, dedak, tanaman air, dan mikroba dekomposer.
Komposisi material organik dalam media tumbuh
budidaya belut tidak ada patokannya. Sangat tergantung dengan kebiasaan dan
pengalaman. Pembudidaya bisa meramu sendiri media tumbuh dari bahan-bahan yang
mudah didapatkan.
Berikut ini salah satu alternatif langkah-langkah
membuat media tumbuh untuk budididaya belut:
- Bersihkan dan keringkan kolam. Kemudian letakkan jerami padi yang telah dirajang pada dasar kolam setebal kurang lebih 20 cm.
- Letakkan pelepah pisang yang telah dirajang setebal 6 cm, di atas lapisan jerami.
- Tambahkan campuran pupuk kandang (kotoran kerbau atau sapi), kompos atau tanah humus setebal 20-25 cm, di atas pelepah pisang. Pupuk organik berguna untuk memicu pertumbuhan biota yang bisa menjadi penyedia makanan alami bagi belut.
- Siram lapisan media tumbuh tersebut dengan cairan bioaktivator atau mikroba dekomposer, misalnya larutan EM4.
- Timbun dengan lumpur sawah atau rawa setebal 10-15 cm. Biarkan media tumbuh selama 1-2 minggu agar terfermentasi sempurna.
- Alirkan air bersih selama 3-4 hari pada media tumbuh yang telah terfermentasi tersebut untuk membersihkan racun. Setel besar debit air, jangan terlalu deras agar tidak erosi.
- Langkah terakhir, genangi media tumbuh tersebut dengan air bersih. Kedalaman air 5 cm dari permukaan. Pada kolam tersebut bisa diberikan tanaman air seperti eceng gondok. Jangan terlalu padat.
- Dari proses di atas didapatkan lapisan media tumbuh/lumpur setebal kurang lebih 60 cm. Setelah semuanya selesai, bibit belut siap untuk ditebar.
Catatan: Dengan metode lain, budidaya belut bisa dipelihara dalam air
bersih tanpa menggunakan lumpur.
Penebaran bibit dan pengaturan air
Belut merupakan hewan yang bisa dibudidayakan dengan
kepadatan tinggi. Kepadatan tebar untuk bibit belut berukuran panjang 10-12 cm
berkisar 50-100 ekor/m2.
Lakukan penebaran bibit pada pagi atau sore hari,
agar belut tidak stres. Bibit yang berasal dari tangkapan alam sebaiknya
dikarantina terlebih dahulu selama 1-2 hari. Proses karantina dilakukan dengan
meletakkan bibit dalam air bersih yang mengalir. Berikan pakan berupa kocokan
telur selama dalam proses karantina.
Aturlah sirkulasi air dengan seksama. Jangan terlalu
deras (air seperti genangan sawah) yang penting terjadi sirkulasi air. Atur
juga kedalaman air, hal ini berpengaruh pada postur tubuh belut. Air yang
terlalu dalam akan membuat belut banyak bergerak untuk mengambil oksigen dari
permukaan, sehingga belut akan lebih kurus.
Pemberian pakan
Belut merupakan hewan yang rakus. Keterlambatan
dalam memberikan pakan bisa berakibat fatal. Terutama pada belut yang baru
ditebar.
Takaran pakan harus disesuaikan dengan berat
populasi belut. Secara umum belut membutuhkan jumlah pakan sebanyak 5-20% dari
bobot tubuhnya setiap hari.
Berikut kebutuhan pakan harian untuk bobot populasi
belut 10 kg:
- Umur 0-1 bulan: 0,5 kg
- Umur 1-2 bulan: 1 kg
- Umur 2-3 bulan: 1,5 kg
- Umur 3-4 bulan: 2 kg
Pakan budidaya belut bisa berupa pakan hidup atau
pakan mati. Pakan hidup bagi belut yang masih kecil (larva) antara lain
zooplankton, cacing, kutu air (daphnia/moina),
cacing, kecebong, larva ikan, dan larva serangga. Sedangkan belut yang telah
dewasa bisa diberi makanan berupa ikan, katak, serangga, kepiting yuyu,
bekicot, belatung, dan keong. Frekuensi pemberian pakan hidup dapat dilakukan 3
hari sekali.
Untuk pakan mati bisa diberikan bangkai ayam,
cincangan bekicot, ikan rucah, cincangan kepiting yuyu, atau pelet. Pakan mati
untuk budidaya belut sebaiknya diberikan setelah direbus terlebih dahulu. Frekuensi
pemberian pakan mati bisa 1-2 kali setiap hari.
Karena belut binatang nokturnal, pemberian pakan
akan lebih efektif pada sore atau malam hari. Kecuali pada tempat budidaya yang
ternaungi, pemberian pakan bisa dilakukan sepanjang hari.
Pemanenan
Tidak ada patokan seberapa besar ukuran belut
dikatakan siap konsumsi. Tapi secara umum pasar domestik biasanya menghendaki
belut berukuran lebih kecil, sedangkan pasar ekspor menghendaki ukuran yang
lebih besar. Untuk pasar domestik, lama pemeliharaan pembesaran berkisar 3-4
bulan, sedangkan untuk pasar ekspor 3-6 bulan, bahkan bisa lebih, terhitung
sejak bibit ditebar.
Terdapat dua cara memanen budidaya belut, panen
sebagian dan panen total. Panen sebagian dilakukan dengan cara memanen semua
populasi belut, kemudian belut yang masih kecil dipisahkan untuk dipelihara
kembali.
Sedangkan pemanenan total biasanya dilakukan pada
budidaya belut intensif, dimana pemberian pakan dan metode budidaya dilakukan
secara cermat. Sehingga belut yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih
seragam.
.....JADIN ORANG HARUS KUAT MENGHADAPI MASALAH DAN TETAP BERUSAHA......
TETAP SEMANGAT BROOOOO......
Langganan:
Postingan (Atom)