Usaha Budidaya Ternak Lele Pemula
Persiapan Kolam Budidaya Lele
Tahapan paling awal sebelum
memulai bisnis usaha budidaya lele, sejenak sobat harus memikirkan masalah
tempat untuk budidaya dan ternak lele. Paling tidak yang harus sobat sediakan
adalah lahan/tanah kosong yang nantinya akan dibangun kolam lele. Sebetulnya di
dalam ternak budidaya ikan lele ada berbagai macam jenis kolam yang bisa
diaplikasikan antara lain cara ternak lele dengan kolam tanah, ternak
lele kolam semen, ternak lele kolam terpal,
keramba, dan sebagainya. Setiap tipe kolam pasti memiliki keunggulan dan
kekurangan masing-masing, namun dengan melihat kondisi lingkungan, dana, dan
lahan kita bisa menentukan alternatif kolam yang paling cocok untuk bisnis ikan
lele.
Jika memiliki lahan yang cukup
luas alangkah baiknya jika menggunakan tipe budidaya dengan kolam tanah, karena
selain lebih banyak diterapkan oleh para pembudidaya ikan lele pada umumnya,
kolam tanah juga lebih baik dalam membentuk ekosistem kolam yang mature dan
penuh nutrisi organik yang diperlukan ikan lele untuk perkembangannya. Karena
idealnya media kolam untuk ternak ikan lele paling tidak harus memiliki
konstruksi yang sesuai, mempunyai sumber daya dan kualitas air yang baik, dan
mempunyai siklus ekosistem yang baik. Untuk ukuran kolam tanah dan kapasitas
ideal agar usaha budidaya lele bisa maksimal antara lain:
- Kolam dianjurkan memiliki
kedalaman sekitar 1-1.5 meter agar cahaya matahari dapat menembus sampai ke
dasar kolam untuk perkembangan bakteri di dasar kolam.
- Untuk ukuran kolam bisa
dibuat 2x4 meter, 3x4 meter, atau 3x5 meter tergantung ketersediaan lahan
dengan mempertimbangkan jumlah bibitan lele yang akan ditebar.
- Idealnya tingkat kepadatan
bibit untuk kemudahan perawatan bibit lele per
meter persegi (m2) nya adalah 200-400 ekor, jadi pertimbangkan lebih dahulu
jumlah total bibit yang akan disebar.
Dengan mengikuti aturan di
atas, mesalah kematian ikan lele kemungkinan besar bisa diminimalisisr bahkan
bisa di nol kan. Dalam pembuatan kolam ikan lele (khususnya kolam tanah)
ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan agar konstruksi dan kualitas kolam
baik, langkah-langkah yang harus disiapkan adalah:
Pengeringan dan
Pengolahan Tanah Kolam
Tahapan pertama sebelum menggunakan kolam untuk ternak
lele pemula, setelah kolam tanah dibuat yang harus dilakukan adalah
melakukan pengeringan dengan sinar matahari langsung sampai benar-benar kering.
Tujuan dari pengeringan ini adalah untuk mematikan mikroorganisme patogen
negatif yang menjadi sumber penyakit. Biasanya memakan waktu satu minggu atau
kurang dari itu dengan pencahayaan matahari yang terik, untuk mengetahui kering
atau tidak bisa dilihat dari tekstur tanah yang mulai terlihat retak-retak.
Setelah itu baru dilakukan pembajakan atau pencangkulan permukaan tanah dalam
kolam agar tanah menjadi gembur, seperti halnya ketika membajak tanah di sawah
sebelum dilakukan penanaman. Namun sebaliknya, pada dinding kolam perlu
ditekan-tekan agar menjadi keras dan padat lalu keringkan, ini tujuannya agar
dinding kolam tidak ambrol/longsor saat pengisian air.
Pemupukan dan Pengapuran Kolam
Setelah melalui tahap
pengeringan kolam dan tanah sudah benar-benar kering, saatnya pemberian kapur.
Jenis kapur yang umum dgunakan adalah tohor atau kapur dolomit. Pengapuran
dilakukan melalui penebaran secara merata ke seluruh permukaan dasar kolam lalu
cangkul-cangkul lagi agar tercampur dan meresap ke dalam tanah. Untuk dosis
pemberian kapur sangat tergantung pada luas kolam lele, pada umumnya
menggunakan takaran 250-500 gram per meter perseginya. Pengapuran ini berfungsi
untuk menyeimbangkan kadar keasaman kolam dan untuk membasmi mikroorganisme
merugikan yang nantinya bisa menimbulkan hama dan penyakit pada ikan lele
peliharaan. Jadi jika tanah terlalu asam bisa dilakukan dosis yang lebih banyak
pada kapur yang ditebar.
Setelah pengapuran,
selanjutnya adalah tahap pemupukan bagian dasar kolam yang bertujuan penyedia
nutrisi bagi mikroorganisme/bakteri, plankton, dan cacing. Cacing selain
sebagai penyubur juga sebagai pakan alternatif alami bagi lele, begitu juga
bakteri yang berguna untuk menguraikan endapan sisa pakan dan sisa kotoran lele
agar tidak menjadi racun/amoniak. Sementara fitoplankton juga berperan sebagai
makanan alami lele. Untuk pemupukan bisa menggunakan pupuk organik bisa berupa
pupuk kandang maupun kompos yang dicampur dengan pupuk anorganik seperti urea
dan TSP. Untuk dosis pemupukan, per meter perseginya memerlukan 250-500 gram
pupuk organik dan 30gram gram pupuk anorganik (15 gram urea, 15 gram TSP).
- Pengaturan Sumber Daya Air
Kolam
Setelah semua tahap
pengeringan hingga pemupukan selesai, saatnya melakukan pengisian air ke dalam
kolam. Pada kolam usaha ternak lele ketinggian permukaan air dari dasar kolam
idealnya di kisaran 100-150cm. Proses pengisiannya pun tidak bisa langsung
dipenuhi di ketinggian 150cm, tetapi diisi sepertiganya dulu sekitar 50cm, atau
lebih sedikit lagi 30cm, yang penting perkirakan dasar kolam masih terkena
paparan sinar matahari langsung. Umumnya penentuan ketinggian juga melihat pada
tingkat kekeruhan air kolam, jika air bening tentunya di ketinggian 50cm pun
tidak masalah. Tujuan pengisian air sepertiga ini ditujukan agar biota di dasar
kolam dapat berkembang biak dan berfotosintesis, utamanya adalah fitoplankton
yang memanfaatkan pupuk pada dasar kolam untuk tumbuh dan berkembang biak.
Fitoplankton merupakan pakan alami bagi bibit ikan lele terutama untuk ukuran
burayak lele karena ukuran burayak masih belum bisa memakan makanan instan yang
halus sekalipun. Biarkan kolam selama satu minggu atau sampai airnya berwarna
hijau (green water) dimana hal tersebut menunjukkan bahwa fitoplankton sudah
berkembang biak dengan baik, dan menjadi persediaan pakan alami bibit lele
sampai dapat memakan pelet ukuran mikro. Setelah air kolam sudah berwarna hijau
(semakin pekat semakin baik), bibit lele siap ditebarkan ke setiap sudut kolam
sambil menambahkan air secara perlahan samapai ketinggian sekitar 100cm.
Pemilihan dan Penebaran Benih Lele
Sebelum memilih dan melakukan
penebaran benih alangkah baiknya kita mengetahui karakter ikan lele, mungkin
beberapa sahabat ternak belum banyak yang mengetahui karakter dari ikan lele
peliharannya.
1. Ikan Lele dapat/lebih cocok hidup dengan suhu lingkungan
antara 20 derajat C - 28 derajat C.
2. Air kolam ikan lele sebaiknya bukan air dari hasil limbah
industri pabrik (yang bersifat kimia/anorganik).
3. Ikan lele menyukai perairan yang tenang meskipun keruh dan
sedikit kandungan oksigennya. Namun bila air mulai bau dan jenuh lalu terlihat
lele mengambang sebaiknya air segera diganti paling tidak 50%.
4. Permukaan kolam sebaiknya tidak tertutup, tetapi bisa juga
dilakukan penutupan yang tujuannya untuk menjaga kestabilan suhu kolam dengan
syarat sirkulasi udara dan cahaya matahari masih bisa masuk.
Pada tahap pemilihan bibit usahakan memilih bibit yang
berkualitas, karena nantinya ini cukup berpengaruh pada keberhasilan bisnis
lele kita. Logikanya para peternak lele jaman sekarang sudah pintar memilih
jenis lele yang berkualitas, mereka juga paham selera konsumen mereka yang
hanya mengambil ikan lele yang hanya kualitas bagus. Dan lagi lele kualitas
bagus dikenal memiliki daya tahan dan kondisi fisik yang lebih baik dari lele
non kualitas. Jangan lupa untuk membeli bibit lele berkualitas dari penjual
langganan sobat yang sudah terkenal kualitasnya dan sudah menjadi langganan
pastinya. Mengenai bibitan ikan lele yang direkomendasikan, sobat bisa memilih
jenis ikan lele sangkuriang yang merupakan perkembangan dari lele jumbo. Budidaya ikan lele jenis sangkuriang
lebih menguntungkan karena lebih cepat besar dan ukuran tubuh yang lebih berisi
dari lele jumbo sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih bersaing.
Pastikan benih lele yang sudah kita beli dan siap ditebar
benar-benar sehat, gerakannya lincah gesit normal, tidak ada luka atau cacat
pada tubuhnya, dan tidak ada penyakit atau jamur. Untuk kelas bisnis dan
budidaya hindari membeli benih yang terlalu kecil karena selain kualitasnya
sulit diidentifikasi, daya tahan bibit lele yang terlalu kecil masih
angin-anginan. Standardnya ambil bibitan lele dengan ukuran 5-7cm, dalam waktu
3 bulan dengan perawatan yang normal akan didapatkan ikan lele ukuran
konsumsi.
Penebaran dilakukan secara bertahap, ketika wadah pembungkus
datang usahakan langsung rendam di kolam minimal 1 jam agar bibit lele
menyesuaikan suhu air di kolam sehingga nantinya ketika ditebar tidak kaget.
Jika sudah siap, bibitan lele siap ditebar dengan takaran 200-400 ekor untuk
per meter perseginya dengan kondisi kedalaman kolam 1-1,5 meter.
Pemilihan Pakan Budidaya Lele
Dalam menentukan pakan
budidaya lele kita harus jeli memilih jenis pakan dari berbagai merk di pasaran
yang memiliki kualitas. Pakan yang baik memiliki rasio jumlah pakan lebih kecil
berbanding dengan rasio pertumbuhan daging. Semakin kecil rasio jumlah pakan
(di bawah 1 cm) maka dapat dipastikan kualitas pakan semakin baik. Selain pakan
utama, dalam usaha lele juga diperlukan pakan tambahan. Biasanya pakan tambahan
berfungsi sebagai alternatif jika harga pakan utama dirasa terlalu mahal,
sehingga porsi pakan utama dikurangi dan digantikan dengan tambahan pakan
alternatif yang lebih murah.
Pemberian pakan utama lebih baik diberikan pada sore atau
malam hari ketika ikan lele sedang aktif. Porsi, frekuensi, dan aturan pemberian pakan lele
adalah 4-5 kali sehari, perkirakan bahwa setiap harinya ikan lele memerlukan
pakan 3-6% dari berat bobot tubuhnya. Berikan secukupnya, bila lele mulai malas
memakan pakan utama hentikan pemberian pakan. Pakan utama umumnya berupa pelet
ikan yang mengandung protein hewani (30%), lemak (15%), karbohidrat (20%),
dan vitamin. Kita juga harus pintar memilih di pasaran, pakan mana yang
memenuhi seluruh standard kebutuhan nutrisi ikan lele. Sementara itu untuk
pakan bibitan lele yang cukup kecil bisa diberikan pakan alami berupa
fitoplankton (green water), kutu air, cacing kecil, dan jentik-jentik.
Di samping memberikan pakan utama, pemberian pakan pendamping
juga diperlukan untuk menghemat biaya pengeluaran pakan. Umumnya pakan tambahan
dapat berupa keong mas atau bangkai ayam. Sebelum diberikan pada ikan lele,
terlebih dahulu cincang-cincang dagingnya sampai halus lalu berikan pada ikan
lele. Jika dilihat dari kandungan nutrisinya, paka tambahan tersebut tidak
kalah nutrisinya dari pakan utama. Sehingga jika memberikan pakan tambahan pada
ikan lele, maka porsi pakan utama harus dikurangi. Dalam pemberian pakan lele
jangan sampai telat dan kurang, karena bisa memicu kanibalisme ikan lele besar
yang bisa mengancam ikan lele yang lebih kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar